Kamis, 28 Mei 2020

Ketua SEMA F-Syariah: Kampus Harus Punya Sikap atas New Normal !

   
   
Menghadapi era New-Normal atau sesuatu yang tidak biasa dihadapi karena adanya pandemi COVID-19, dunia pendidikan merasa dilema sistem pembelajaran, dari tradisional menjadi digital. 
   
   Untuk diketahui, semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan untuk melakukan segala kegiatan di rumah seperti Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH), kebijakan pendidikan dalam masa pandemi membuat instansi pendidikan baik dari tingkat dasar hingga perkuliahan harus bergerak cepat dalam memulai proses pembelajaran secara digital.

   Kondisi tersebut mengubah kebiasaan mahasiswa yang biasanya produktif sesuai dengan target perkuliahan berubah menjadi 'kaum rebahan' istilah anak muda zaman sekarang yang cenderung menghabiskan waktu hanya untuk berselancar di internet.

   Sekarang isu terkait New-Normal muncul di tengah-tengah publik. Bahkan Kota Palangka Raya masuk dalam daftar pelaksana New-Normal tersebut.

   Ketua Senat mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya Bayu Prima SBW menerangkan bahwa kampus belum memiliki tanggapan terkait kebijakan New-Normal tersebut.


   "Saya yakin bahwa kampus hari ini menunggu kebijakan dari Kementerian Agama, namun lebih bagus lagi jika sikap ini diinformasikan kepada publik (Dosen dan Mahasiswa)".

   Menurutnya sangat penting atas sikap yang diberikan oleh kampus terkait isu-isu seperti ini.

   "Saya rasa kampus harus memberi tanggapan melalui media apapun untuk memberikan informasi kepada publik. Apa yang dilakukan kampus hari ini ? Menunggu regulasi dari Kemenag ? Atau membuat kebijakan sendiri ? atau masih pada pembahasan New-Normal ini.?"

   "Adapun menjadi sangat penting sikap yang diberikan oleh kampus, hal ini supaya kampus juga mampu bersiap terhadap keadaan selanjutnya sebab sudah memahami hal apa yang akan terjadi. Tentunya kita taat kepada kebijakan pemerintah, sembari menyiapkan variabel yang diperlukan". 

   Bayu menyebutkan variabel tersebut diantaranya. Sistem layanan akademik online, e-office, sarana cuci tangan, masker, dan yang penting adalah sarana literasi dan kesiapan sumber daya dosen dan tenaga pendidik untuk menyambut new normal." Tegasnya.

   Bayu Prima SBW menuturkan, bahwa mau tidak mau kita harus mengadaptasikan diri menghadapi era baru yang disebut New Normal Life. Lanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar